aku lebih memikirkan hal lain yang membuatku sangat gelisah
janjiku!
aku berjanji akan menemuuinya pukul 15.00 sore ini. Tiara, perempuan yang ku kenal di social media twitter setahun yang lalu dimulai dari sering reply reply-an,berlanjut ke DM kemudian ketemu, merasa cocok dan akhirnya jadian
aku tak terbiasa mengingkari janji, terlebih kepada seorang wanita yang aku anggap begitu spesial
***
“waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh” suara riuh mahasiswa membuyarkan lamunanku ternyata kuliah sudah selesai dan teringat kembali pada janjiku
aku bergegas menuju tempat dimana tiara sudah menunggu, tempat pertama kali kami bertemu dulu
di tempat itu juga saat aku menyatakan perasaanku, dan memintanya untuk menjadi kekasihku
tempat itu memang menjadi tempat favorit kami, selain karena strategis dekat dengan rumah,juga harga makanan yang tidak terlalu mahal
***
Tiara duduk manis di meja yang terletak di sudut kafe dengan sweater merah marun bertemankan segelas coklat panas
“hei.. maaf ya aku telat?”sedikit kaget, suaraku sepertinya memecahkan lamunannya
“gak apa-apa kok, aku juga belum lama disini” ucap Tiara sambil tersenyum
“aku juga mau coklat panas ah, mbak! Coklat panasnya satu ya” aku memesan pada pelayan yang sedang mengantarkan pesanan makanan hanya berjarak satu meja dari meja kami
“zi, ada yang mau aku omongin”
“ngomong aja ra, ada apa?”
“aku bukan yang terbaik untuk kamu, kamu harus cari perempuan lain selain aku, aku mau kita putus” tiba-tiba nafasku mulai terasa sulit dikeluarkan, dada ku begitu terasa sesak saat mendengar kata putus, apakah dia mengatakan itu sambil menancapkan belati di dada ini
“Putus?! kenapa tiba-tiba? Yang aku tau kita gak pernah ada masalah besar yang mengharuskan kita untuk putus”
“maaf, aku mencintai laki-laki lain! dua minggu lagi aku bertunangan dengannya, aku minta kamu jangan pernah lagi hadir di kehidupan aku”
“Tiara! Tunggu!!” Tiara beranjak dan berlalu tanpa aku bisa meminta penjelasan lebih
***
Dua tahun setelah kejadian itu aku sudah tak pernah bertemu lagi dengan Tiara, dia menghilang begitu saja seperti hilang di telan bumi.
aku juga tak berniat mencarinya bahkan sebisa mungkin aku tak ingin lagi mengingat semua tentang dia,
tapi terkadang ada waktunya aku merindukan Tiara
aku masih butuh penjelasan tentang semua yang terjadi tiba-tiba dua tahun yang lalu
mengapa? Mengapa? Mengapa?
pertanyaan itu yang tak bisa aku hilangkan dari kepalaku, setiap hari dari saat yang tiba-tiba itu hingga sekarang tak pernah kulalui tanpa kata mengapa?
mungkin karena aku masih sangat mencintai Tiara, dan tidak terima dengan alasan yang menurutku itu terlalu menggantung
***
“kak rozi, bisa ketemu?”
“maaf ini siapa?”
“aku tiwi, adik kak Tiara”
“oh, ada apa wi?”
“ntar aja ya kita ngomongnya, di kafe tempat biasa, bisa kan?” aku tidak pernah sekalipun pergi ke kafe bersamanya , dia pasti bermaksud kafe tempat biasa aku biasa makan dengan Tiara
“ya udah, jam 16.00 ya?”
“oke” tut tut tut telfon di tutup
ada apa ini? Kenapa tiba-tiba tiwi menelfon? Tentang apa ini? beribu tanya mulai bersarang di kepalaku
pukul 15.34, aku harus bersiap-siap untuk menemui tiwi, aku belum mandi dari pagi
memang biasanya kalau tidak ada kegiatan di luar dan aku hanya diam di rumah malas rasanya mau mandi, hanya diam di kamar menghabis kan waktu dengan tidur-tiduran
16.00 tepat aku sampai di kafe itu, kafe yang sudah dua tahun ini tak pernah aku datangi, tak banyak yang berubah dari kafe itu, yang berbeda hanyalah wajah-wajah baru yang terlihat mengenakan seragam merah itu menawarkan menu makanan kepada pelanggan, hanya pelayannya saja yang baru
aku menjamah seisi kafe mencoba menemukan dimana Tiwi, di saat aku menemukannya duduk di sudut kafe, tepat di tempat Tiara pernah duduk dua tahun yang lalu juga bertemankan segelas coklat panas
tak ada alasan untukku tak mengingat kejadian dua tahun yang lalu, keadaannya sama persis seperti dua tahun yang lalu hanya saja aku tak mendapati Tiara ada di depanku, seakan Tiwi menginginkan aku mengingat kembali kejadian itu
“hai, udah lama disini?” aku membuka percakapan
“hai kak, aku juga barusan nyampe”
“kok tiba-tiba pengen ketemu? Ada apa nih?”
“kak Tiara”
“kenapa dengan Tiara? hidup bahagia dengan tunangannya? Atau mungkin kamu mau memberikan undangan pernikahan Tiara disini?” aku tak ingin terlihat mengkhawatirkan Tiara di depan Tiwi, sudah termakan gengsi yang tercipta dari dua tahun yang lalu
“kak Tiara gak pernah menikah dengan siapapun, waktu itu dia bohong tentang mencintai laki-laki lain dan dia juga bohong akan segera bertunangan, dia yang minta aku memberitahu kakak sekarang”
“hahaha.. kamu bercanda ya wi? Jadi untuk apa dulu dia meminta putus kalau bukan untuk alasan laki-laki lain?”
“kak Tiara mau ketemu, dia yang akan menjelaskan sendiri tentang semua pertanyaan kamu kak”
“udahlah, aku gak butuh penjelasan tentang itu, aku gak ada waktu untuk membahas masa lalu”
aku beranjak meninggalkan Tiwi, meninggalkan coklat panas yang belum sempat ku minum
“Kak! Ketemu dia sekarang atau kakak gak bakalan pernah ketemu dia lagi! EH lantai 3 nomor 312” Tiwi setengah berteriak ke arahku tanpa mempedulikan orang-orang yang ada di sekitar kami
“Rumah sakit?” kalimat itu menghentikan langkahku
***
16.45 aku sampai di rumah sakit itu, kenapa harus bertemu di rumah sakit? Siapa yang sakit?
aku menyusuri lorong demi lorong penuh pintu
309,310,311, 312! Aku tepat berada di depan kamar 312, entah apa yang menghalangiku tangan ini terasa tak mampu memegang gagang pintu itu sampai aku memberanikan diri membuka pintu itu dan melangkahkan kaki kedalam, terlihat sesosok tubuh yang terbaring lemas dengan selang infus dan selang oksigen yang ada di hidungnya, wajahnya pucat, kepalanya botak
aku kenal sosok wanita itu, wanita yang membuat hati ku hancur berkeping-keping dua tahun yang lalu
wanita yang membuatku tak bisa membuka hati untuk wanita lain
“Tiara?”
“rozi, sini duduk di dekatku,aku kangen kamu” dia memanggilku sambil meneteskan air mata
aku duduk disampingnya, menatap sambil memegang tangan kurusnya
“tiara,kenapa?” aku masih tak percaya dengan apa yang ku lihat, mataku nanar, ada bening yang mau keluar tapi sebisa mungkin aku menahannya
“maaf, aku baru memberi tahumu sekarang” katanya pelan
aku hanya terdiam mendengarkannya menjelaskan semua secara perlahan
“alasan aku pergi darimu dua tahun lalu karena aku sakit dan dokter bilang hidupku tak kan lama lagi, dua tahun ini aku hanya terbaring di tempat ini mengosumsi pil warna-warni hanya untuk sekedar memperpanjang hidupku”
janjiku!
aku berjanji akan menemuuinya pukul 15.00 sore ini. Tiara, perempuan yang ku kenal di social media twitter setahun yang lalu dimulai dari sering reply reply-an,berlanjut ke DM kemudian ketemu, merasa cocok dan akhirnya jadian
aku tak terbiasa mengingkari janji, terlebih kepada seorang wanita yang aku anggap begitu spesial
***
“waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh” suara riuh mahasiswa membuyarkan lamunanku ternyata kuliah sudah selesai dan teringat kembali pada janjiku
aku bergegas menuju tempat dimana tiara sudah menunggu, tempat pertama kali kami bertemu dulu
di tempat itu juga saat aku menyatakan perasaanku, dan memintanya untuk menjadi kekasihku
tempat itu memang menjadi tempat favorit kami, selain karena strategis dekat dengan rumah,juga harga makanan yang tidak terlalu mahal
***
Tiara duduk manis di meja yang terletak di sudut kafe dengan sweater merah marun bertemankan segelas coklat panas
“hei.. maaf ya aku telat?”sedikit kaget, suaraku sepertinya memecahkan lamunannya
“gak apa-apa kok, aku juga belum lama disini” ucap Tiara sambil tersenyum
“aku juga mau coklat panas ah, mbak! Coklat panasnya satu ya” aku memesan pada pelayan yang sedang mengantarkan pesanan makanan hanya berjarak satu meja dari meja kami
“zi, ada yang mau aku omongin”
“ngomong aja ra, ada apa?”
“aku bukan yang terbaik untuk kamu, kamu harus cari perempuan lain selain aku, aku mau kita putus” tiba-tiba nafasku mulai terasa sulit dikeluarkan, dada ku begitu terasa sesak saat mendengar kata putus, apakah dia mengatakan itu sambil menancapkan belati di dada ini
“Putus?! kenapa tiba-tiba? Yang aku tau kita gak pernah ada masalah besar yang mengharuskan kita untuk putus”
“maaf, aku mencintai laki-laki lain! dua minggu lagi aku bertunangan dengannya, aku minta kamu jangan pernah lagi hadir di kehidupan aku”
“Tiara! Tunggu!!” Tiara beranjak dan berlalu tanpa aku bisa meminta penjelasan lebih
***
Dua tahun setelah kejadian itu aku sudah tak pernah bertemu lagi dengan Tiara, dia menghilang begitu saja seperti hilang di telan bumi.
aku juga tak berniat mencarinya bahkan sebisa mungkin aku tak ingin lagi mengingat semua tentang dia,
tapi terkadang ada waktunya aku merindukan Tiara
aku masih butuh penjelasan tentang semua yang terjadi tiba-tiba dua tahun yang lalu
mengapa? Mengapa? Mengapa?
pertanyaan itu yang tak bisa aku hilangkan dari kepalaku, setiap hari dari saat yang tiba-tiba itu hingga sekarang tak pernah kulalui tanpa kata mengapa?
mungkin karena aku masih sangat mencintai Tiara, dan tidak terima dengan alasan yang menurutku itu terlalu menggantung
***
“kak rozi, bisa ketemu?”
“maaf ini siapa?”
“aku tiwi, adik kak Tiara”
“oh, ada apa wi?”
“ntar aja ya kita ngomongnya, di kafe tempat biasa, bisa kan?” aku tidak pernah sekalipun pergi ke kafe bersamanya , dia pasti bermaksud kafe tempat biasa aku biasa makan dengan Tiara
“ya udah, jam 16.00 ya?”
“oke” tut tut tut telfon di tutup
ada apa ini? Kenapa tiba-tiba tiwi menelfon? Tentang apa ini? beribu tanya mulai bersarang di kepalaku
pukul 15.34, aku harus bersiap-siap untuk menemui tiwi, aku belum mandi dari pagi
memang biasanya kalau tidak ada kegiatan di luar dan aku hanya diam di rumah malas rasanya mau mandi, hanya diam di kamar menghabis kan waktu dengan tidur-tiduran
16.00 tepat aku sampai di kafe itu, kafe yang sudah dua tahun ini tak pernah aku datangi, tak banyak yang berubah dari kafe itu, yang berbeda hanyalah wajah-wajah baru yang terlihat mengenakan seragam merah itu menawarkan menu makanan kepada pelanggan, hanya pelayannya saja yang baru
aku menjamah seisi kafe mencoba menemukan dimana Tiwi, di saat aku menemukannya duduk di sudut kafe, tepat di tempat Tiara pernah duduk dua tahun yang lalu juga bertemankan segelas coklat panas
tak ada alasan untukku tak mengingat kejadian dua tahun yang lalu, keadaannya sama persis seperti dua tahun yang lalu hanya saja aku tak mendapati Tiara ada di depanku, seakan Tiwi menginginkan aku mengingat kembali kejadian itu
“hai, udah lama disini?” aku membuka percakapan
“hai kak, aku juga barusan nyampe”
“kok tiba-tiba pengen ketemu? Ada apa nih?”
“kak Tiara”
“kenapa dengan Tiara? hidup bahagia dengan tunangannya? Atau mungkin kamu mau memberikan undangan pernikahan Tiara disini?” aku tak ingin terlihat mengkhawatirkan Tiara di depan Tiwi, sudah termakan gengsi yang tercipta dari dua tahun yang lalu
“kak Tiara gak pernah menikah dengan siapapun, waktu itu dia bohong tentang mencintai laki-laki lain dan dia juga bohong akan segera bertunangan, dia yang minta aku memberitahu kakak sekarang”
“hahaha.. kamu bercanda ya wi? Jadi untuk apa dulu dia meminta putus kalau bukan untuk alasan laki-laki lain?”
“kak Tiara mau ketemu, dia yang akan menjelaskan sendiri tentang semua pertanyaan kamu kak”
“udahlah, aku gak butuh penjelasan tentang itu, aku gak ada waktu untuk membahas masa lalu”
aku beranjak meninggalkan Tiwi, meninggalkan coklat panas yang belum sempat ku minum
“Kak! Ketemu dia sekarang atau kakak gak bakalan pernah ketemu dia lagi! EH lantai 3 nomor 312” Tiwi setengah berteriak ke arahku tanpa mempedulikan orang-orang yang ada di sekitar kami
“Rumah sakit?” kalimat itu menghentikan langkahku
***
16.45 aku sampai di rumah sakit itu, kenapa harus bertemu di rumah sakit? Siapa yang sakit?
aku menyusuri lorong demi lorong penuh pintu
309,310,311, 312! Aku tepat berada di depan kamar 312, entah apa yang menghalangiku tangan ini terasa tak mampu memegang gagang pintu itu sampai aku memberanikan diri membuka pintu itu dan melangkahkan kaki kedalam, terlihat sesosok tubuh yang terbaring lemas dengan selang infus dan selang oksigen yang ada di hidungnya, wajahnya pucat, kepalanya botak
aku kenal sosok wanita itu, wanita yang membuat hati ku hancur berkeping-keping dua tahun yang lalu
wanita yang membuatku tak bisa membuka hati untuk wanita lain
“Tiara?”
“rozi, sini duduk di dekatku,aku kangen kamu” dia memanggilku sambil meneteskan air mata
aku duduk disampingnya, menatap sambil memegang tangan kurusnya
“tiara,kenapa?” aku masih tak percaya dengan apa yang ku lihat, mataku nanar, ada bening yang mau keluar tapi sebisa mungkin aku menahannya
“maaf, aku baru memberi tahumu sekarang” katanya pelan
aku hanya terdiam mendengarkannya menjelaskan semua secara perlahan
“alasan aku pergi darimu dua tahun lalu karena aku sakit dan dokter bilang hidupku tak kan lama lagi, dua tahun ini aku hanya terbaring di tempat ini mengosumsi pil warna-warni hanya untuk sekedar memperpanjang hidupku”
"Aku sudah tidak kuat lagi"
dia terdiam dan mulai menjelaskan kembali
“lucu ya, sebelumnya aku pernah menonton film yang kejadiannya sama persis seperti sekarang ini dan di film itu dia mati dengan tenang di pelukan kekasihnya, kita pernah nonton film itu bersama ya kan?” tanpa menunggu aku menjawab pertanyaannya tiara melanjutkan kalimatnya
“jika nanti aku juga harus pergi seperti cerita di film itu, aku ingin menghabiskan sisa waktuku dengan kamu, aku ingin menyelesaikan film ini dengan baik, dan kamu harus melanjutkan film ini dengan pemeran yang baru ”
“Tiara” aku menatap matanya yang terlihat sangat lelah, menginstruksikan agar dia tidak melanjutkan kalimatnya
“aku hanya tak ingin kamu menangisi kepergianku, disaat aku harus pergi selamanya,
maafin aku, terima kasih sudah mau datang kesini” bisik Tiara dengan suara yang makin lama makin kecil
mengapa terjadi kepada dirimu
aku tak percaya kau telah tiada
haruskah ku pergi tinggalkan dunia
agar aku dapat berjumpa denganmu
dia terdiam dan mulai menjelaskan kembali
“lucu ya, sebelumnya aku pernah menonton film yang kejadiannya sama persis seperti sekarang ini dan di film itu dia mati dengan tenang di pelukan kekasihnya, kita pernah nonton film itu bersama ya kan?” tanpa menunggu aku menjawab pertanyaannya tiara melanjutkan kalimatnya
“jika nanti aku juga harus pergi seperti cerita di film itu, aku ingin menghabiskan sisa waktuku dengan kamu, aku ingin menyelesaikan film ini dengan baik, dan kamu harus melanjutkan film ini dengan pemeran yang baru ”
“Tiara” aku menatap matanya yang terlihat sangat lelah, menginstruksikan agar dia tidak melanjutkan kalimatnya
“aku hanya tak ingin kamu menangisi kepergianku, disaat aku harus pergi selamanya,
maafin aku, terima kasih sudah mau datang kesini” bisik Tiara dengan suara yang makin lama makin kecil
mengapa terjadi kepada dirimu
aku tak percaya kau telah tiada
haruskah ku pergi tinggalkan dunia
agar aku dapat berjumpa denganmu
***
siang itu gerimis aku hanya tinggal sendirian menemani Tiara, seakan tak perduli dengan hujan aku ingin terus menemaninya
aku membelainya dengan lembut, sepertinya dia mengerti aku sangat merindukannya
ku letakkan bunga mawar putih kesukaannya di atasnya, kemudian ku cium lembut nama yang terukir di nisan itu.
“semoga kamu tenang di alam sana”
siang itu gerimis aku hanya tinggal sendirian menemani Tiara, seakan tak perduli dengan hujan aku ingin terus menemaninya
aku membelainya dengan lembut, sepertinya dia mengerti aku sangat merindukannya
ku letakkan bunga mawar putih kesukaannya di atasnya, kemudian ku cium lembut nama yang terukir di nisan itu.
“semoga kamu tenang di alam sana”
2012
in memoriam, Tiara pratiwi.
in memoriam, Tiara pratiwi.
so sad banget :( gue sampe bacanya ...
BalasHapustiara ini cerita beneran ?
ada in memoriam segala -_-
*pukpuk* gue jelasin di komen paling bawah :)
Hapusini nyata beneran??
BalasHapus:'( hiks.. nyesek aku bacanya.. :'(
beneran atau gak ya?
Hapuspenjelasannya dibawah :)
Ini kenapa mata gue langsung berkaca-kaca bacanya...:'(
BalasHapus*kasih tisue*
HapusIni nyata kak? Ciyus? T.T sedih bacanya... Kayak FTV ya ceritanya :( turut berduka kak...
BalasHapusgue jelasin di komentar paling bawah tuh :)
HapusHuakakakak gue kira nyata abis bawah sendiri ada.... Wkwkwk keren kak udahan xD tp merhatiin tanda bacanya ya kak :)
HapusCiyus Miapah Cob,
BalasHapusakhirnya selesei juga gue baca.nya setelah tadi sempet gue close tab ini. Hehehehe .. c(--____--" )d
kok di close tab?
HapusBeneran nih zi????
BalasHapussubhanallah ya.. macam film betulannn....
tapi kok label nya cerpen??
dikomentar palin bawah kak :)
Hapusini pure fiksi atau ada nyatanya dikit coi hmmmmmmmm, kena leukimia ya? endingnya itu lo mengingatkan aku pada 3 buah film cinta karya produser indonesia.... coba kamu nanti leat filmnya miris2 hampir samalah
BalasHapusini list pilm nya
~Ternyata Cinta~
~LOVE~
~PUPUS~
sama mereka ambil adegan tentang penyakit yg harus berpisah
iya bang, ntar gue download filmnya, gue jelasin di komen paling bawah :)
Hapuswah ternyata fiksi to?
HapusCerita beneran ya, Zi? :(
BalasHapusSedih lho :(
sama kayak lainnya gue jelasin di komentar paling bawah yee :)
HapusIni fiksi apa beneran?
BalasHapusKok ada in memoriannya? :(
Kalau beneran saya ikut sedih :'(
di komentar paling bawah :)
HapusJatuh berderai air mata sya bca ini zi. Sprtinya ne kisah nyata, bner gk? Keren cerpen nya, lau ikut mgkn bsa menang. Btw sdikit saran zi, tanda bca kyk ttik dn koma tu mhon dprhtikan lg biar tmbah cetar cerpen nya.
BalasHapusiya va, ntar gue lebih merhatiin tanda bacanya lagi, gak ada yang bisa di perhatiin lagi selain tanda baca *sigh*
Hapuspenjelasannya di komentar paling bawah ya :)
ey.. merinding gue bacanya.
BalasHapuslo bener-bener bisa menceritakannya dengan tulisan sederhana tapi bisa ngebawa gue larut dalam ceritanya.
pertanyaan gue sama komentar yang udah-udah, ini beneran atau cuma fiksi?
makasih bang, bisa aja lo..
Hapusgue jadi melayang nih
hihi :)
bener atau fiksi?
di komentar paling bawah :)
terlepas dari fiksi atau bukan, saya sangat menikmati tulisan lu bang.
BalasHapusgaya penulisan yang ringan dan bisa mengajak pembacanya masuk kedunia tulisan itu yang membuat saya ingin membacanya lagi dan mencari celah dimana letak keunikan itu hehehehe
jadi pengen belajar nulis :D
terimakasih bang terimaksih aurakasih #eh :)
Hapusbener" gak kebayang kalo gue ngalamin kejadian itu :'(
BalasHapus*pukpuk* :')
Hapussemoga tiara tenang disisiNya sob, yg sabar ya kalo cerita diatas itu bukan fiksi
BalasHapuske komentar paling bawah ya sob :)
Hapusyg sabar ya, hanya doa yg bisa membuatnya tenang disana .
BalasHapuskisah kita sama, i'm so sad :(
*pukpuk* :')
Hapuseh ini ftv banget :'( , seriusan kisah pribadi apa enggak nih gak dijelasin ._.
BalasHapuspenonton pd penasaran -____-
hehe..
Hapusmas oges tuh di komentar paling bawah gue jelasin :)
Ini beneran apa engga bang?
BalasHapusCeritanya kaya boongan tapi kaya beneran juga.
boongan kaya beneran?
Hapusmaksudnya gimana nih? :)
Kak coba jelasin ini nyata gak? Nyesek ini nyesek *sroooot*
BalasHapusnih di bawah komen lu penjelasannya :)
Hapus-_- kirain kisah nyata
Hapustapi keren kok kak ._. kalo banyak yg terbawa berarti berhasil kan cerpennya :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusahahahah gue ketipu ternyata,,,okelah moga menang braiii :)
Hapusaaaa tukang boong -___-
Hapusoooooo fiksi,,,cipuuiiikk lah :(
HapusIiissssshhhhhh... Di kerjainnnn.... :(
BalasHapustapi hebat gila.. Bisa terbawa suasana yg baca. Top lah zi.
oooh ini dia yang bikin penasaran tuh, pantaslah penasaran, pakai nama sendiri..wkwkw
BalasHapusternyata fiksi ya zi :D